Bulan Ramadhan Antara Perang Di Ukraina, Gempa Bumi Di Turki Dan Ketegangan Israel-Palestina

  • derawytqq64FF
  • 28/03/2023
  • Comments Off on Bulan Ramadhan Antara Perang Di Ukraina, Gempa Bumi Di Turki Dan Ketegangan Israel-Palestina

Bulan Ramadhan Antara Perang Di Ukraina, Gempa Bumi Di Turki Dan Ketegangan Israel-Palestina – Selama 30 hari ke depan, umat Islam yang taat tidak akan makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam – bahkan seteguk air pun tidak. Banyak yang salat khusyuk, membaca Alquran, dan berdonasi untuk amal agar lebih dekat dengan Tuhan. Keluarga dan teman berkumpul untuk malam perayaan yang menyenangkan.

Bulan Ramadhan Antara Perang Di Ukraina, Gempa Bumi Di Turki Dan Ketegangan Israel-Palestina

eco-union – Tahun ini, banyak yang berjuang untuk membeli hadiah Natal karena harga telah naik, sebagian karena perang di Ukraina. Iran, Mesir, dan Lebanon sedang berjuang menghadapi krisis ekonomi yang telah melemahkan mata uang nasional mereka dan membuatnya lebih mahal.

Bulan suci juga akan dirusak oleh penderitaan di Turki dan Suriah, di mana gempa bulan lalu menewaskan lebih dari 52.000 orang, dan di zona konflik di seluruh dunia Muslim, meskipun ada tanda-tanda kemungkinan rekonsiliasi yang menggembirakan.

“Kami menantikan Ramadhan setiap tahun sebagai bulan terindah,” kata Rama Jamal, 19, dari Turki, mengenang bagaimana keluarganya mendekorasi rumah mereka dan duduk bersama untuk membaca Alquran.

Sekarang dia tinggal sendirian di provinsi utara Idlib yang dilanda perang di Suriah. Setelah bertahan lebih dari satu dekade perang, orang tua dan saudara laki-lakinya meninggal dalam gempa bumi.

“Sekarang saya sendirian dan tidak ada suasana Ramadhan, tidak ada kegembiraan,” lanjutnya seperti dikutip dari The Times of Israel.

“Saya merindukan keluarga saya setiap saat, setiap jam,” katanya.

“Harga banyak bahan pokok telah naik gila-gilaan,” kata Mohammed Forra, seorang pedagang grosir di Kota Gaza. Dia mengatakan, harga bumbu masak naik dua kali lipat sejak tahun lalu.

Akibatnya, pejabat Israel, Palestina, Amerika, Mesir, dan Yordania mengadakan pertemuan langka dua kali dalam sebulan terakhir di Aqaba, Yordania, dan Sharm el-Sheikh, Mesir, untuk memastikan komitmen kedua belah pihak untuk meredakan ketegangan.

Meskipun kedua pertemuan diakhiri dengan komunike bersama di mana para pemimpin Israel dan Palestina setuju untuk menghindari tindakan sepihak yang ditentang oleh pihak lain selama 3-6 bulan ke depan, kedua konferensi tersebut dirusak oleh serangan teroris Palestina di Tepi Barat, di mana kematian diklaim. . sejak dihitung. terus meningkat di awal tahun. Lebih dari 80 warga Palestina dan 15 warga Israel tewas dalam tiga bulan terakhir saja.

Baca Juga : Australia Akan Mengirim Drone Ke Ukraina Dan Memperluas Sanksi Terhadap Rusia

Lebih dari 1,8 miliar Muslim, yang merupakan seperempat dari populasi dunia, diperkirakan akan menjalankan Ramadhan. Islam mengikuti kalender lunar, jadi setiap tahun bulan dimulai satu setengah minggu lebih awal tergantung musim, termasuk hari-hari musim panas yang panjang.

Dini bulan tergantung pada gimana otoritas agama serta astronom setempat mengamati bulan sabit serta terkadang bisa berbeda di tiap negeri. Tahun ini, bagaimanapun, secara luas disepakati kalau itu diawali pada Rabu malam serta Kamis dinyatakan selaku hari awal puasa.

Di Indonesia, rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia, jamaah berbondong-bondong ke masjid untuk shalat malam setelah pihak berwenang mengumumkan penampakan bulan sabit oleh beberapa kelompok astronom Muslim di berbagai daerah. Otoritas Islam di Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya juga telah mengumumkan bahwa Ramadhan akan dimulai pada Rabu malam. Muslim percaya bahwa Tuhan mulai mengirimkan Alquran kepada Nabi Muhammad selama Ramadhan lebih dari 1.400 tahun yang lalu.

Mereka yang melaksanakan puasa wajib menahan diri dari makan, minum, merokok serta seks dari matahari terbit sampai terbenam. Mereka pula diimbau buat tidak mengutuk, berkelahi, bergosip, ataupun mengamuk di jalanan sepanjang bulan suci.

Banyak Muslim, paling utama yang tinggal di Amerika Serikat serta Eropa, menerima serta menghormati orang- orang di dekat mereka yang tidak melaksanakan Ramadhan. Mereka pula tidak mengharapkan jam kerja yang lebih pendek, semacam di zona publik di sebagian besar dunia Arab sepanjang Ramadan.

Makan ataupun minum di tempat universal pada siang hari tidak disukai di negara- negara kebanyakan Muslim. Di sebagian negeri semacam Arab Saudi serta Uni Emirat Arab, di mana ada banyak orang asing di Dubai serta Abu Dhabi, perihal ini bisa menyebabkan denda ataupun penjara.

Hiruk pikuk kota yang wajar mereda pada sore hari kala jalan- jalan kosong serta toko- toko tutup lebih dini. Umat​​​​Muslim secara tradisional berbuka puasa dikala matahari terbenam, semacam yang dikatakan Nabi Muhammad, dengan seteguk air serta sebagian kurma. Sebagian nampak bahagia menikmati rokok yang telah lama ditunggu- tunggu.

Sehabis sholat magrib, keluarga serta sahabat berkumpul buat” buka puasa”- sebuah acara yang mencakup suguhan liburan lokal semacam permen serta kacang. Masjid serta tubuh amal mengadakan acara di luar ruangan di mana orang miskin bisa makan free tiap malam Ramadhan. Muslim setelah itu bangun pagi buat” sahur”, santapan kecil yang dimakan saat sebelum fajar.

Setelah hari terakhir puasa, umat Islam merayakan Idul Fitri, liburan tiga hari yang menggembirakan ketika anak-anak sering menerima baju dan hadiah baru.